Gambar: Ilustrasi rapat koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah secara hibrida untuk membahas agenda nasional, mencerminkan semangat kolaborasi dalam pemerintahan modern menyongsong HUT Kemerdekaan RI.
Dumai (Utusan Rakyat) – Dalam upaya menumbuhkan kembali semangat nasionalisme dan cinta tanah air, Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia, melalui Direktorat Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum, kembali menunjukkan komitmennya dalam menggerakkan seluruh elemen pemerintahan daerah untuk menyukseskan peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia pada tahun 2025.
Melalui surat undangan resmi bertanggal 3 Agustus 2025, Direktorat Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum menginstruksikan seluruh Gubernur, Bupati, dan Wali Kota di seluruh Indonesia untuk hadir dalam Rapat Koordinasi Nasional yang akan diselenggarakan secara daring pada tanggal 4 Agustus 2025. Agenda utama rapat ini adalah membahas gerakan nasional “Pembagian Bendera Merah Putih Tahun 2025”, sebuah simbol semangat persatuan dan kesatuan bangsa yang tidak boleh padam, sekaligus penanda dimulainya rangkaian kegiatan peringatan kemerdekaan.
Rapat yang dipimpin langsung oleh Direktur Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum ini menjadi bukti nyata bahwa penyelenggaraan pemerintahan yang kuat dimulai dari sinergi antar tingkat pemerintahan. Tidak hanya kepala daerah, peserta rapat juga mencakup unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), Organisasi Perangkat Daerah (OPD), dan forum-forum strategis lainnya seperti Forum Pembauran Kebangsaan (FPK), Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), serta Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM).
Gerakan pembagian bendera bukanlah seremoni biasa. Ia adalah bentuk partisipasi kolektif yang mencerminkan solidaritas nasional dalam bingkai keberagaman. Melalui bendera merah putih, seluruh rakyat Indonesia diingatkan kembali pada semangat juang para pendiri bangsa yang telah mengorbankan segalanya demi kemerdekaan. Maka, keterlibatan aktif daerah dalam gerakan ini tidak hanya menjadi bentuk penghormatan terhadap sejarah, tetapi juga komitmen untuk menjaga keutuhan bangsa.
Dalam konteks pemerintahan modern, koordinasi semacam ini mencerminkan tata kelola yang inklusif dan kolaboratif. Melalui penggunaan platform digital seperti Zoom Meeting, pemerintah pusat berhasil menjangkau seluruh daerah tanpa batas geografis, sekaligus mengefisiensikan proses koordinasi nasional yang masif dan kompleks.
Sebagai penutup, undangan ini bukan sekadar ajakan menghadiri rapat daring, tetapi sebuah seruan moral untuk bersama-sama menjaga bara semangat nasionalisme agar tetap menyala di tengah tantangan zaman. Momentum kemerdekaan harus dimaknai sebagai ajang memperkuat persatuan, meningkatkan pelayanan publik, serta membangun kepercayaan rakyat terhadap pemerintahnya.
(ZA)
Discussion about this post