Dengan dana ¥10 triliun hingga 2030, Jepang berusaha merebut kembali posisi strategis dalam rantai pasok teknologi global.
RUBRIK ANALISIS
Tokyo (Utusan Rakyat) – Jepang tengah mengalami kebangkitan industri semikonduktor yang signifikan setelah mengalami penurunan selama tiga dekade. Dengan investasi pemerintah sebesar ¥10 triliun ($65 miliar) hingga 2030, negara ini berusaha merebut kembali posisi strategisnya dalam rantai pasok global semikonduktor melalui kemitraan internasional dan fokus pada teknologi terdepan.
Latar Belakang Historis: Dari Dominasi ke Kemunduran
Era Kejayaan (1980an)
Pada tahun 1980an, Jepang mendominasi industri semikonduktor global dengan pangsa pasar mencapai 50%. Enam dari sepuluh perusahaan semikonduktor terbesar dunia pada tahun 1989 berasal dari Jepang, termasuk NEC, Toshiba, Hitachi, dan Fujitsu. Keunggulan ini didorong oleh investasi pemerintah yang masif dalam R&D, sistem Total Quality Control (TQC), dan dukungan dari Ministry of International Trade and Industry (MITI).
Faktor-Faktor Kemunduran
Penurunan dominasi Jepang dimulai pada 1990an karena beberapa faktor kunci:
- Perjanjian Perdagangan AS-Jepang 1986: Kesepakatan ini membatasi ekspor semikonduktor Jepang dan membuka akses pasar domestik bagi perusahaan asing.
- Perubahan Struktural Industri: Pergeseran menuju model fabless (pemisahan desain dan manufaktur) yang tidak diadopsi perusahaan Jepang.
- Apresiasi Yen: Plaza Accord 1985 menyebabkan penguatan yen yang merugikan daya saing eksport.
- Ketinggalan Teknologi: Jepang gagal mengikuti evolusi dari memory chips ke logic chips dan teknologi digital.
Strategi Kebangkitan Saat Ini
Proyek Utama dan Investasi
Rapidus Corporation: Didirikan pada 2022 dengan dukungan delapan perusahaan Jepang termasuk Toyota, Sony, dan SoftBank. Rapidus menargetkan produksi massal chip 2-nanometer pada 2027 di fasilitas Hokkaido. Perusahaan ini telah menerima subsidi total hingga ¥1.72 triliun dan bermitra dengan IBM untuk teknologi Gate-All-Around (GAA).
TSMC Kumamoto (JASM): Joint venture antara TSMC (86.5%), Sony (6%), Denso (5.5%), dan Toyota (2%) yang memulai produksi massal pada Desember 2024. Fasilitas pertama memproduksi chip 12-28nm dengan kapasitas 55.000 wafer per bulan, sementara fasilitas kedua akan memproduksi chip 6-7nm pada 2027.

Kemitraan Strategis Internasional
Jepang membangun aliansi teknologi dengan berbagai mitra global:
- IBM: Kolaborasi pengembangan teknologi 2nm GAA dengan Rapidus
- Imec (Belgia): Kemitraan penelitian teknologi semikonduktor terdepan
- Samsung: Fasilitas R&D di Yokohama dan kolaborasi dengan startup AI Jepang
- Intel: Program otomasi manufaktur chip dengan 14 perusahaan Jepang
Dukungan Pemerintah dan Kebijakan
Pemerintah Jepang telah mengalokasikan dana substansial:
- ¥3.9 triliun (0.71% dari PDB) untuk periode 2021-2023, proporsi tertinggi dibanding negara lain
- ¥1.05 triliun untuk penelitian chip dan quantum computing generasi berikutnya
- ¥471.4 miliar untuk produksi chip domestik tingkat lanjut

Dampak Ekonomi dan Strategis
Dampak Regional
Proyek-proyek semikonduktor telah menghasilkan dampak ekonomi signifikan:
- ¥7 triliun dampak ekonomi keseluruhan di Kumamoto
- Lebih dari 10.000 lapangan kerja baru di sektor teknologi tinggi
- 3.400 insinyur akan dipekerjakan di fasilitas TSMC Kumamoto
Keamanan Ekonomi
Kebangkitan industri semikonduktor Jepang didorong oleh pertimbangan keamanan ekonomi dalam konteks ketegangan geopolitik AS-China. Jepang berusaha mengurangi ketergantungan pada impor chip dan memperkuat rantai pasok domestik.

Tantangan dan Kendala
Tantangan Teknis dan Pasar
- Ketinggalan Teknologi: Jepang masih tertinggal 10-20 tahun dalam teknologi logic chip terdepan
- Kekurangan Tenaga Kerja: Populasi yang menua dan kebijakan imigrasi yang ketat membatasi ketersediaan insinyur terampil
- Persaingan Global: TSMC dan Samsung akan memulai produksi komersial 2nm pada 2025, lebih awal dari target Rapidus
Risiko Finansial dan Operasional
- Ketergantungan Subsidi: Rapidus membutuhkan sekitar ¥7 triliun ($54 miliar) untuk mencapai produksi massal
- Risiko Teknologi: Pengembangan teknologi 2nm pada tingkat frontier memiliki risiko kegagalan yang tinggi
- Persaingan Pasar: Ketidakpastian permintaan global untuk chip 2nm

Prospek dan Implikasi Jangka Panjang
Target Jangka Menengah
Jepang menargetkan:
- Tripling penjualan chip domestik menjadi ¥15 triliun pada 2030
- Produksi massal chip 2nm dimulai pada 2027
- Pengembangan ekosistem lengkap dari R&D hingga produksi
Implikasi Geopolitik
Kebangkitan Jepang dalam industri semikonduktor akan:
- Memperkuat posisi aliansi AS-Jepang dalam teknologi kritis
- Mengurangi ketergantungan pada Taiwan dan China
- Meningkatkan kompetisi global dalam teknologi semikonduktor
Kebangkitan industri manufaktur chip Jepang merupakan proyek strategis nasional yang menggabungkan investasi masif, kemitraan internasional, dan fokus pada teknologi terdepan. Meskipun menghadapi tantangan signifikan dalam hal teknologi, keuangan, dan sumber daya manusia, upaya ini mencerminkan komitmen Jepang untuk merebut kembali posisi strategisnya dalam industri global yang vital ini.
Keberhasilan inisiatif ini tidak hanya akan menentukan masa depan ekonomi Jepang, tetapi juga akan membentuk kembali lanskap geopolitik teknologi global. Dengan dukungan pemerintah yang kuat dan kemitraan strategis yang tepat, Jepang memiliki peluang untuk menjadi pemain kunci dalam era baru industri semikonduktor, meskipun jalan menuju kesuksesan masih panjang dan penuh tantangan.
Editor: Patrik Tatang, SE
Discussion about this post