FOTO:Sejumlah wanita berduka atas orang-orang terkasih yang tewas dalam gempa bumi di Moulay Brahim, Maroko pada 10 September 2023. Europa Press/AP
Jakarta (Utusan Rakyat) – Tim penyelamat terus berpacu dengan waktu dalam mencari korban di reruntuhan usai gempa mengguncang Maroko. Kini, korban tewas disebut mencapai hampir 2.500 orang dan ribuan lainnya terluka.
Dilansir Reuters, Senin 11 September 2023, tim penyelamat masih berusaha menemukan korban selamat di reruntuhan lebih dari 48 jam. Diketahui, gempa tersebut merupakan gempa terkuat selama lebih dari enam dekade di Maroko.
Tim pencari dari Spanyol, Inggris dan Qatar bekerja sama dalam upaya menemukan korban selamat dari gempa dengan magnitudo 6,8 yang terjadi Jumat malam di 72 km barat daya Marrakesh.
Banyak korban yang selamat menghabiskan malam ketiganya di luar. Rumah mereka hancur atau menjadi tidak aman.
Kantor berita negara menyebut jumlah korban tewas meningkat menjadi 2.497 orang dan 2.476 orang terluka.
Korban selamat di Imgdal, sebuah desa sekitar 75 km selatan Marrakesh, berkumpul di bawah tenda darurat yang didirikan di sepanjang jalan dan di samping bangunan yang rusak. Beberapa orang berkumpul di sekitar api unggun.
Lebih jauh ke selatan, sebuah mobil berdiri tertimpa batu-batu besar yang jatuh dari tebing.
Pengungsi Kekurangan Bantuan
Banyak korban selamat yang terpaksa menghabiskan malam ketiga sejak gempa melanda di area-area terbuka. Para petugas penyalur bantuan menghadapi tantangan untuk menjangkau desa-desa yang terdampak parah gempa di area High Atlas, pegunungan terjal dengan banyak permukiman terpencil yang hancur.
Otoritas Maroko mengatakan pihaknya mungkin menerima bantuan dari negara-negara lainnya dan akan berupaya mengoordinasikannya jika diperlukan.
Warga di Di Moulay Brahim yang berjarak 40 Km dari Marrakesh menceritakan bagaimana mereka menggali mayat dari reruntuhan dengan tangan kosong. Warga juga menguburkan wanita berusia 45 tahun yang tewas bersama putranya yang baru berusia 18 tahun.
(detikcom via Reuters/add-01)