Gambar: Ilustrasi grafik tren USD/IDR mingguan terbaru.
Jakarta (Utusan Rakyat) – Nilai tukar rupiah menutup pekan lalu dengan tren penguatan, meskipun pelemahan tipis tercatat di akhir minggu. Pada Jumat, 8 Agustus 2025, kurs rupiah di pasar spot melemah Rp 6 atau 0,04 % menjadi Rp 16.293 per dolar AS. Namun secara keseluruhan, dalam sepekan, rupiah menguat 1,33 %, dari sekitar Rp 16.513 per USD di pekan sebelumnya (Pusat Data Kontan). Sementara itu, acuan Bank Indonesia (JISDOR) menunjukkan penguatan mingguan sebesar 1,18 %, dengan kurs mencapai Rp 16.299 per USD.
Di sisi fundamental, pendorong utama penguatan adalah pelemahan indeks dolar AS (DXY), yang turun 0,15 % pada hari penutupan, serta ekspektasi pemangkasan suku bunga. Ekonom DBS, Radhika Rao, menyatakan bahwa rupiah kini terkonsolidasi dalam kisaran Rp 16.200-Rp 16.500.
Sumber lain dari Trading Economics mencatat bahwa USD/IDR berada di sekitar Rp 16.269 per 8 Agustus 2025. Dalam sebulan terakhir, rupiah melemah 0,13 %, namun dalam 12 bulan terakhir telah menguat 2,06 %. Model makro global memperkirakan rupiah akan bergerak ke Rp 16.502 pada akhir kuartal ini dan sekitar Rp 16.911 dalam 12 bulan mendatang.
Kronologi dan Data Pendukung
Nilai tukar rupiah spot harian sore pada 1 Agustus sempat berada di Level Rp 16.478,4 per USD, mencerminkan pelemahan dibandingkan hari sebelumnya sebesar 0,21 % (Rp 16.443,4). Namun bila dilihat dalam rentang 30 hari terakhir, rupiah justru menguat secara tahunan, dan dalam setahun terakhir sempat menyentuh posisi lemah tertinggi di kisaran Rp 16.870 per USD.
Kutipan Narasumber
Dalam wacana pasar, disebut bahwa sebagian besar pergerakan rupiah dipengaruhi momentum indeks dolar serta kebijakan tarif dari Amerika Serikat. Radhika Rao dari DBS mengemukakan bahwa rupiah kini “telah berkonsolidasi di kisaran Rp 16.200-Rp 16.500”.
Latar Belakang/Konteks
Penguatan rupiah didorong oleh arus modal asing dan sentimen global yang lebih mendukung mata uang negara berkembang. Selain itu, potensi pelonggaran kebijakan moneter oleh bank sentral AS semakin menekan dolar AS, yang turut memperkuat rupiah. Secara teknikal, model multi‑analisis seperti Traders Union memberi rekomendasi “Netral” untuk jangka mingguan terhadap USD/IDR.
Perkiraan Minggu Depan
Beranjak ke proyeksi jangka pendek, sumber seperti USDForecast.com menyebut bahwa pada Senin, 18 Agustus (dalam satu minggu ke depan), kurs berpotensi berada di kisaran Rp 16.121 sebagai nilai rata‑rata, dengan rentang minimum sekitar Rp 15.879 dan maksimum hingga Rp 16.363 per USD.
Rupiah berada dalam fase penguatan jangka pendek, namun masih bergerak dalam kisaran cukup lebar (Rp 16.200-16.500). Minggu ke depan, diperkirakan fluktuatif, mungkin bergerak lebih mendekati sisi menguat, didorong oleh pelemahan dolar dan ekspektasi kebijakan moneter global. Pergerakan ke Rp 16.121-16.300 bisa menjadi titik acuan yang layak dicermati. (@PT)
Discussion about this post